AGEN DOMINO - Pada sejumlah orang, kesehatan reproduksi merupakan hal yang masih tabu sebagai bahan pembicaraan. Hal ini membuat remaja kadang tidak mendapatkan pemahaman yang memadai mengenai kesehatan reproduksi karena batasan tabu ini.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo menyampaikan, kesehatan reproduksi sangat penting untuk diketahui oleh anak termasuk remaja.
"Lho, kenapa kesehatan reproduksi dianggap tabu? Padahal, sangat penting untuk kita semua," tutur Hasto saat sesi webinar beberapa waktu lalu.
"Kespro ini bisa diberikan di sekolah-sekolah, tidak harus dengan menunjukkan alat kelaminnya langsung. Tetapi juga bisa dengan melalui animasi atau membuat dokumenter yang singkat dan jelas. Tidak perlu ditampakkan alat kelamin,” sambungnya.
Lebih Peduli dengan Perubahan Diri
Hasto menerangkan, pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini dapat menjaga diri para remaja dalam pergaulan bebas. Mereka akan menjadi lebih peduli (aware) dengan perubahan dirinya serta dapat mendeteksi kelainan pada tubuhnya lebih dini.
“Misalnya, ada anak kecil laki-laki, kemudian ternyata sejak kecil, mohon maaf, kemaluannya tidak sempurna. Harusnya bijinya dua, tetapi bijinya hanya satu. Nah, karena orangtuanya merasa tabu untuk ngecek ini, ngecek itu, sehingga tidak pernah diperhatikan," terangnya.
"Tidak pernah mendengarkan tentang masalah kesehatan reproduksi karena merasa juga tabu. Kemudian berlalulah dan tidak ketahuan bahwa anaknya itu sebetulnya ada kekurangsempurnaan. Kondisi ini memandakan ada testis yang tidak turun," sambungnya.
Ternyata testis yang tidak turun ini sangat berbahaya karena pada usia belasan tahun nanti bisa menjadi kanker.
Gondongan dan Kerusakan Sperma
Ada juga kondisi kesehatan reproduksi yang harus diperhatikan, yakni parotitis epidemika, infeksi virus yang menyerang kelenjar parotitis. Penyakit ini dikenal gondongan.
"Ada juga namanya parotitis epidemika untuk gondongan. Kalau laki-laki yang terkena virus ini akan menyerang testis. Ketika ada anak laki-laki yang kena gondongan usianya SD atau SMP ya harus cepat berobat dan disembuhkan," ujar Hasto yang berlatar belakang dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
"Karena semakin usianya semakin dewasa kena gondongan atau parotitis, maka semakin besar dampaknya terhadap kerusakan produksi sperma. Kemudian dia bisa tidak punya anak karena tubuhnya tidak bisa memproduksi sperma," sambungnya.
Hasto juga menegaskan bahwa kesehatan reproduksi ini penting untuk dipahami oleh remaja. Ketika remaja lebih peduli dengan dirinya, maka orangtua juga bisa lebih peduli dengan kesehatan reproduksi anak. AGEN POKER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar